Jakarta – Musim penghujan yang terjadi membuat sejumlah wilayah di DKI Jakarta kebanjiran. Sejumlah titik seperti di Jakarta Pusat hingga Jakarta Selatan terendam banjir.
BMKG, pada Minggu (7/2) kemarin, sudah memperkirakan adanya potensi hujan sedang hingga lebat di wilayah Jabodetabek. Dan, banjir pun tak terhindarkan.
TPI Karet Bivak Banjir 30 Cm
Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak Jakarta Pusat banjir mencapai 30 sentimeter. Kasudin Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Pusat Mila Ananda menyebut genangan air itu terjadi di blok makam 15, 16, dan 17.
Seperti dilansir dari Antara, Mila mengatakan pihaknya mengerahkan tujuh tangki penyedot dan dibantu petugas Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Pusat untuk menyedot genangan. Air itu kemudian dibuang ke kali yang posisinya persis di belakang TPU.
Mila juga menjelaskan bahwa kontur tanah makam yang terendam banjir, yakni blok 15, 16, dan 17, berupa cekungan sehingga memang rentan genangan. Sementara posisi TPU Karet Bivak di bawah permukaan saluran air di jalan.
“Dengan posisi ini, menyebabkan TPU Karet Bivak mudah tergenang karena posisi makam yang lebih rendah dari jalanan,” katanya.
Per pukul 13.40 WIB, air masih menggenangi beberapa makam di blok unit Islam AA I. Beberapa makam bahkan terlihat terendam oleh air, hanya batu nisan saja yang terlihat di permukaan.
Banjir di lahan makam itu mengundang beberapa anak untuk bermain air. Mereka terlihat melepas bajunya dan berenang di antara makam-makam yang terendam.
Jakut-Jakbar Sempat Tergenang
Kemarin, genangan juga sempat terjadi di Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto menyatakan banjir sempat menggenangi dua ruas jalan di Kecamatan Kebon Jeruk, yaitu Jalan Patra dan Jalan Panjang Green Garden, Kedoya Utara.
“Duri Kepa surut jam 08.30, Green Garden sekitar jam 12,” kata Uus saat dihubungi detikcom, Minggu (7/2/2021).
Genangan air juga sempat terjadi di kawasan permukiman warga di sepanjang Kali Mookervart dan Kali Semowon di Tegal Alur. Penyebabnya karena naiknya permukaan air laut.
“Di dalam pemukiman karena rob. Kali Mookervart karena air pasang, itu naik. Terus tunggu surut kan, kalau siang pasti surut baru kita pompa. Karena kalau kita pompa tapi Kali Mookevartnya tinggi, air muter-muter. Ya sudah kita pompa setelah surut, yang cekungan kita pompa. Tapi kalau untuk kawasan keseluruhan, tunggu air laut surut,” jelasnya.
Sementara di Jakarta Utara, genangan sempat terjadi di Jalan Pedongkelan, Cilincing. Namun per pukul 12.00 WIB air telah surut sehingga warga dapat beraktivitas normal.
“Sejauh ini pengamatan lapangan sudah surut dan warga bisa normal beraktivitas. Alhamdulillah, meski curah hujan ekstrem dan laut sempat pasang, air bisa segera surut dan tidak ada warga yang mengungsi berdasarkan data yang dihimpun via camat dan lurah,” jelas Wali Kota Jakarta Utara Sigit Wijatmoko.
Sigit menjelaskan setidaknya cuaca ekstrem dilaporkan terjadi di dua wilayah di Jakarta Utara, yaitu di kawasan Kepala Gading dan Cilincing.
“Kalau di Kelapa Gading, saya lihat di alat pengukur curah hujan 324 mm per detik. Jadi memang cuaca di wilayah Kelapa Gading dan Cilincing sangat ekstrem kalau lihat di kantor kecamatan dan kelurahan,” paparnya.