Jakarta –Majelis Ulama Indonesia (MUI) Riau bergerak cepat menceari ustaz yang menyebut Corona merupakan kerjaan Yahudi. Ustaz itu bakal dicoret dari lembaga dakwah.
Ceramah tersebut awalnya disinggung oleh Gubernur Riau Syamsuar yang geram gara-gara ada ustaz menyebut Corona kerjaan Yahudi. MUI kemudian bergerak.
“Kemarin telah saya terima keterangan dari Pak Gubernur perihal adanya ceramah ustaz yang dimaksud (COVID-19 rekayasa). Maka saya sampaikan, jangan berceramah kalau tidak mengerti,” kata Ketua MUI Riau, Ilyas Husti, Rabu (21/4/2021).
Ilyas mengatakan pihaknya bergerak setelah mendapat laporan dari Syamsuar. Dia mengaku langsung berkoordinasi dengan lembaga-lembaga dakwah hingga ormas Islam untuk mencari identitas ustaz tersebut.
“Saya hubungi beberapa lembaga dakwah agar mencari identitas yang bersangkutan. Lalu saya minta ustaz agar tidak memberi ceramah yang mereka tidak tahu,” katanya.
Ilyas mengatakan keberadaan COVID-19 sudah diakui dunia. Lembaga keilmuan dan dunia Islam juga telah berupaya menyampaikan kiat-kiat mencegah penyebaran COVID-19 di masyarakat.
“Masalah COVID-19 ini sudah diakui dunia, Indonesia, Arab Saudi atau pada prinsipnya dunia Islam itu telah berupaya meyakinkan ini. Makanya saya minta dia tak lagi diberi ceramah. Kalau bisa dicoret namanya dari lembaga dakwah, karena ini mengacaukan masyarakat,” ujar Ilyas.
Dia meminta ustaz di Riau memberikan ceramah yang tidak menyesatkan. Pengurus masjid juga diminta tak mengundang ustaz yang identitas dan keilmuannya tidak jelas.
“Intinya begitu dapat informasi langsung kita kontak semua, termasuk di daerah. Saya minta pada pengurus masjid, orang yang tidak jelas identitas jangan diundang, apakah ustaz dia atau ustaz-ustazan kita tidak tahu,” katanya.
Persoalan ceramah ustaz yang menyebut Corona kerjaan Yahudi ini awalnya diungkap Gubernur Riau Syamsuar. Dia mengaku geram ada ustaz yang berceramah tanpa dasar.
“Kemarin saya mendapatkan laporan di sebuah masjid di Pekanbaru, masih ada ustaz-ustaz yang ceramahnya seolah-olah COVID tidak ada, jadi itu dibilangnya kerjaan Yahudi. Padahal di sana juga ada, dia tidak tahu,” kata Syamsuar.
“Inilah ceramah yang tidak benar, sehingga masyarakat menilai Corona sudah hilang,” sambungnya.
Syamsuar mengatakan ceramah itu disampaikan pada Rabu (14/4). Dia meminta ustaz tidak menyampaikan ceramah dengan materi pembohongan.
“Itu terjadi Rabu kemarin, sehingga ada jemaah mengingatkan jangan ceramah itu. Ini masih ada di Pekanbaru, tentunya harus diwaspadai agar memberi pencerahan bagi ceramah tidak benar,” katanya.
(haf/haf)