Site icon MediaBerita

Badai PHK Menghantui Industri Tekstil Indonesia, Puluhan Ribu Pekerja Terancam!

Badai PHK Menghantui Industri Tekstil Indonesia, Puluhan Ribu Pekerja Terancam! Sumber Industri Kontan.

Badai PHK Menghantui Industri Tekstil Indonesia, Puluhan Ribu Pekerja Terancam! Sumber Industri Kontan.

MediaLontar.com – Industri tekstil Indonesia dilanda badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang mengkhawatirkan. Salah satu pabrik tekstil terbesar di tanah air diprediksi akan segera menutup pintu dalam beberapa bulan mendatang, mengancam pekerjaan puluhan ribu karyawan.

Informasi dramatis ini pertama kali diungkapkan oleh Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN), Ristadi, yang memperoleh laporan dari Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Jemmy Kartiwa Sastraatmaja. Meskipun identitas serta lokasi pabrik yang akan ditutup tidak diungkapkan, Ristadi memperkirakan bahwa jumlah pekerja yang terkena dampak mencapai puluhan ribu orang.

Menurut Ristadi, pabrik tersebut terpaksa menutup operasinya karena kesulitan mengelola arus kas dan PHK karyawan. Permintaan yang lesu baik dari pasar global maupun domestik dipicu oleh impor barang tekstil yang melimpah, mengakibatkan penurunan drastis dalam jumlah pesanan.

“Perusahaan ini mengalami tekanan finansial yang sangat besar karena pesanan ekspor dan pasar dalam negeri turun drastis,” jelas Ristadi dalam wawancara dengan detikcom.

Ristadi juga mengungkapkan harapannya agar pemerintah dapat mengambil langkah-langkah yang mendukung industri tekstil dalam negeri, termasuk pembatasan impor barang-barang tekstil tertentu. Meskipun demikian, ia menegaskan perlunya pembukaan impor untuk komoditas-komoditas khusus yang tidak diproduksi secara lokal.

Selain faktor impor, Ristadi juga menyoroti masalah serius yang dihadapi industri tekstil akibat barang impor ilegal yang masuk ke pasar Indonesia, baik melalui jalur resmi maupun ilegal. Dia menekankan perlunya tindakan tegas dari pemerintah untuk menanggulangi masalah ini, agar industri dalam negeri dapat bersaing secara adil.

Di sisi lain, Ristadi juga menyarankan agar industri tekstil melakukan modernisasi mesin dan peningkatan sumber daya manusia (SDM) untuk meningkatkan produktivitas. Hal ini diharapkan dapat membantu industri untuk tetap berdaya saing di tengah persaingan global yang semakin ketat.

Upaya-upaya ini, menurut Ristadi, tidak hanya membutuhkan dukungan dari pemerintah dan industri, tetapi juga dari masyarakat. Ia menegaskan pentingnya konsumen dalam negeri mulai memilih produk-produk tekstil lokal, sebagai upaya untuk mendukung keberlangsungan industri dan menjaga lapangan kerja.

Ketua API, Jemmy Kartiwa Sastraatmaja berpendapat upaya tersebut tidak membuahkan hasil karena Jemmy tidak merespons panggilan telepon maupun pesan singkat yang dikirim.

Permasalahan PHK ini menjadi sorotan utama bagi pemerintah dan semua pihak terkait untuk segera mengambil tindakan preventif yang tepat guna menjaga stabilitas industri tekstil Indonesia. Dengan upaya bersama yang komprehensif, diharapkan dampak dari penutupan pabrik besar ini dapat diminimalisir, serta memberikan solusi jangka panjang untuk menjaga keberlanjutan industri tekstil nasional.

Baca juga: RSUI dan RSUD Subang Tangani Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Sumber: Detik.

Exit mobile version