Site icon MediaBerita

Erina Gudono Viral di X, Disebut sebagai ‘Marie Antoinette’ Modern

Marie Antoinette

Marie Antoinette

MediaLontar.com – Nama Ratu Prancis abad ke-18, Marie Antoinette, kembali menjadi topik hangat di media sosial X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter) sejak Rabu malam, 21 Agustus 2024. Sosoknya yang dikenal dengan kemewahan dan kontroversinya pada masa lalu, tiba-tiba viral dan menjadi perbincangan netizen hingga hari ini.

Namun, hingga kini masih belum jelas bagaimana nama Marie Antoinette bisa menjadi trending topic di X. Banyak warganet yang mengaitkan nama tersebut dengan Erina Gudono, istri Kaesang Pangarep, yang belakangan ini menjadi pusat perhatian publik.

Hubungan Antara Marie Antoinette dan Erina Gudono

Erina Gudono, yang dikenal sebagai istri dari Kaesang Pangarep, putra Presiden Joko Widodo, kini tengah berada di bawah sorotan publik. Situasi politik di Indonesia saat ini cukup memanas, terutama setelah muncul dugaan bahwa Kaesang Pangarep akan mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta. Dugaan ini memicu berbagai reaksi dari masyarakat, yang juga menyeret nama Erina ke dalam pusaran kritik.

Kritikan terhadap Erina mulai bermunculan di media sosial, terutama karena dianggap kurang menunjukkan empati di tengah situasi yang dirasakan masyarakat Indonesia. Banyak yang merasa bahwa di saat Indonesia tengah menghadapi berbagai keresahan, Erina justru terlihat menikmati kehidupannya di Amerika Serikat bersama Kaesang.

Melalui akun Instagram pribadinya, Erina membagikan sejumlah foto dan video yang memperlihatkan dirinya menikmati kemewahan, termasuk jalan-jalan di kawasan elite Rodeo Drive. Selain itu, ia juga mengunggah aktivitas belanja perlengkapan bayi yang berharga mahal, yang kemudian menjadi sorotan warganet.

Namun, yang paling memicu kemarahan publik adalah unggahan Erina yang memperlihatkan sepotong roti dengan harga fantastis, mencapai Rp400.000. Unggahan ini menjadi pemicu utama yang membuat warganet mengkritik keras Erina, bahkan sampai menyamakannya dengan Marie Antoinette.

Baca juga: Gabung #SeruanIndonesiaDamai: Mari Sukseskan Pilkada 2024 dengan Semangat Kebinekaan!

Marie Antoinette: Sang Ratu yang Kontroversial

Marie Antoinette adalah Ratu Prancis yang terkenal pada abad ke-18, yang mengalami nasib tragis setelah dieksekusi dalam Revolusi Prancis. Ia adalah anak bungsu dari Kaisar Romawi Suci Francis I dan Maria Theresa, dan lahir pada 2 November 1755 di Wina. Pada usia 15 tahun, ia menikah dengan Louis-Auguste, yang kemudian menjadi Raja Louis XVI dari Prancis.

Selama menjadi ratu, Marie Antoinette dikenal melakukan berbagai tindakan kontroversial. Ia dianggap tidak mampu menjalankan peran sebagai ibu negara dengan baik, terutama dalam hal melahirkan pewaris takhta. Selain itu, ia juga dikenal sebagai sosok yang sembrono dan gemar menghamburkan uang untuk kesenangan pribadi.

Marie Antoinette melahirkan seorang putri dan mengalami keguguran pada kehamilan keduanya. Setelah keguguran tersebut, Marie semakin sering mencari hiburan dengan berpesta dan menghabiskan uang rakyat Prancis. Hal ini membuatnya tidak diterima oleh masyarakat luas, yang semakin marah dengan sikapnya yang dianggap tidak peka terhadap kondisi negara.

Krisis Ekonomi Prancis

Marie Antoinette sering dikaitkan dengan kemerosotan otoritas moral monarki Prancis. Pada masa itu, Prancis mengalami krisis ekonomi yang parah, sementara sang ratu justru terlihat bersenang-senang dengan menggunakan uang pajak rakyat. Kemewahan dan gaya hidupnya yang berlebihan menjadi salah satu faktor yang memicu kemarahan masyarakat, terutama saat harga roti, bahan pangan utama rakyat Prancis, semakin mahal dan sulit didapatkan.

Kemarahan rakyat Prancis mencapai puncaknya hingga akhirnya memicu Revolusi Prancis. Marie Antoinette dan keluarganya dituntut untuk dieksekusi, dan akhirnya pada 16 Oktober 1793, ia dihukum mati dengan menggunakan guillotine, sebuah alat pemenggal kepala yang diperkenalkan pada Revolusi Prancis.

Kisah Marie Antoinette yang hidup dalam kemewahan di tengah penderitaan rakyatnya, kini dihubungkan dengan sosok Erina Gudono oleh warganet. Meskipun konteks dan zamannya berbeda, perbandingan ini mencerminkan ketidakpuasan publik terhadap elit yang dianggap tidak peka terhadap situasi rakyat. Fenomena ini menunjukkan bagaimana sejarah bisa berulang dalam bentuk yang berbeda, di mana kemewahan di tengah kesengsaraan masih menjadi isu sensitif yang bisa memicu reaksi keras dari masyarakat.

Sumber: Liputan6.

Exit mobile version