Site icon MediaBerita

Tidak Berpotensi Tsunami, Gempa Magnitudo 5,5 di Yogyakarta Terjadi di Zona Megathrust!

Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,5 Guncang Gunungkidul

Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,5 Guncang Gunungkidul

MediaLontar.com – Pada Senin, 26 Agustus 2024, pukul 19.57 WIB, kawasan Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, diguncang gempa bumi dengan magnitudo 5,5. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa ini berpusat di zona megathrust di selatan Yogyakarta. Episenter gempa terletak di laut pada jarak 107 kilometer barat daya Gunungkidul dengan hiposenter di kedalaman 42 kilometer.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan melalui akun X-nya bahwa gempa tersebut merupakan jenis gempa dangkal yang terjadi akibat deformasi batuan di bidang kontak antar lempeng tektonik. “Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalamannya, gempa selatan Gunungkidul M5,5 merupakan jenis gempa dangkal akibat deformasi batuan di bidang kontak antar lempeng (megathrust),” ungkap Daryono.

Menurut analisis BMKG, mekanisme sumber gempa menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme naik atau thrust. Hal ini menandakan bahwa gempa terjadi karena proses subduksi, di mana satu lempeng tektonik menyusup di bawah lempeng lainnya. “Lokasi hiposenter gempa Gunungkidul M5,5 berada pada penampang melintang zona subduksi di selatan Yogyakarta,” tambah Daryono.

Zona megathrust adalah area di mana dua lempeng tektonik bertabrakan, salah satunya menyusup di bawah lempeng lainnya dalam proses subduksi. Proses ini dapat mengakumulasi energi besar yang terkadang terlepas secara tiba-tiba dalam bentuk gempa bumi besar atau memicu tsunami. Namun, meski berada di zona megathrust, BMKG menegaskan bahwa hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa Gunungkidul M5,5 tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

Baca juga: Erina Gudono Viral di X, Disebut sebagai ‘Marie Antoinette’ Modern

Gempa ini dirasakan di beberapa wilayah, termasuk Sleman, Yogyakarta, Kulonprogo, dan Bantul dengan skala intensitas III-IV MMI (Modified Mercalli Intensity). Di lokasi-lokasi lain seperti Karangkates, Malang, Pacitan, Nganjuk, Trenggalek, Madiun, Kediri, Blitar, Cilacap, Banyumas, Solo, Surakarta, dan Klaten, gempa terasa dengan skala intensitas II-III MMI. Semakin besar angka skala, semakin kuat getaran yang dirasakan oleh penduduk.

Hingga Selasa, 27 Agustus 2024 pukul 07.00 WIB, BMKG melaporkan telah terjadi 77 kali aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock dengan magnitudo terbesar 4,0 dan terkecil 2,3. Aktivitas gempa susulan ini merupakan fenomena umum setelah gempa utama, dan BMKG terus memantau situasi untuk memastikan keamanan masyarakat.

BMKG menghimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan dan mengikuti informasi resmi dari BMKG untuk mendapatkan update terbaru mengenai situasi gempa. Pihak berwenang juga diharapkan untuk melakukan pemeriksaan struktur bangunan dan fasilitas umum guna memastikan tidak ada kerusakan yang signifikan yang dapat membahayakan keselamatan.

Gempa ini merupakan pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam, terutama di wilayah yang berada di sekitar zona megathrust. Masyarakat diharapkan tetap tenang dan mengikuti pedoman keselamatan yang diberikan oleh pihak berwenang untuk mengurangi risiko dan dampak dari potensi bencana alam di masa depan.

Sumber: CNN.

Exit mobile version