Jakarta – Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menyatakan terjadi penurunan mobilitas penduduk di Ibu Kota selama pemberlakuan pembatasan aktivitas penduduk (PPKM) darurat sebesar 53,95%. Penurunan ini dihitung dari kuantitas penumpang di angkutan perkotaaan, bus, MRT Jakarta, LRT Jakarta, Transjakarta, dan KRL.
“Dalam perkotaan tidak hanya bus, ya. Jumlah penumpang MRT, LRT, Transjakarta, dan KRL itu turun sebesar 53,95%, artinya telah terjadi penurunan mobilitas warga dari sisi penggunaan angkutan umum yang signifikan 53,95%,” ujar Syafrin di Jakarta, Senin (19/7/2021).
Penurunan berarti jumlah penumpang, kata Syafrin juga berjalan pada bus antar-kota antar-provinsi (AKAP) di empat terminal Jakarta, yakni terminal Pulo Gebang, terminal Kalideres, terminal Kampung Rambutan, dan terminal Tanjung Priok. Penurunannya hingga 65,05%.
“Bahkan di terminal Pulo Gebang ada satu hari hanya memberangkatkan satu penumpang, bahkan tidak ada penumpang yang berangkat. Artinya masyarakat dengan pelaksanaan PPKM darurat ini juga sebagian besar taat untuk tidak melakukan mobilitas,” jelas dia.
Syafrin mendorong peran aktif masyarakat untuk menunda kesibukan atau jalankan kesibukan kerja dari rumah. Kebijakan yang diambil pemerintah ini bertujuan agar seluruh warga terlindungi berasal dari penyebaran Covid-19. “Kami harapkan penundaan aktivitas tidak membuah kasus positif Covid-19 bertambah,” pungkas Syafrin.