Jakarta – Bencana bertubi-tubi terjadi di tanah Nusa Tenggara. Pemicunya yakni lantaran munculnya siklon tropis Seroja di sejumlah wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pada Minggu (4/4) dini hari, terjadi peristiwa banjir bandang, tanah longsor, hingga, pohon tumbang di sejumlah wilayah. Bahkan kapal motor penumpang (KMP) yang ukurannya cukup besar pun tenggelam akibat terombang-ambing ombak saat cuaca ekstrem terjadi.
Sebelum bencana hidrometeorologi ini terjadi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem. BMKG mendasarkan pada keberadaan bibit siklon dan sejumlah fenomena cuaca lainnya.
“BMKG sebagai Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta mendeteksi adanya dua bibit siklon tropis, yaitu bibit siklon tropis 90S di Samudra Hindia barat daya Sumatera dan bibit siklon tropis 99S di Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur (NTT),” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam keterangan tertulis, Sabtu (3/4/2021).
Keberadaan bibit siklon itu memicu peningkatan labilitas atmosfer dan pertumbuhan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia. Selain itu, keberadaan bibit siklon dapat mendorong peningkatan kecepatan angin yang berdampak peningkatan ketinggian gelombang di sebagian wilayah perairan Indonesia.
Siklon seroja ini menimbulkan bencana antara lain banjir bandang dan longsor di Flores Timur, NTT. Data terakhir, bencana di NTT menyebabkan 86 orang tewas.
“Data sementara 86 korban meninggal,” ujar Risma dalam konferensi pers secara virtual, Senin (5/4/2021).
Risma menyebut korban tewas paling banyak berada di Flores Timur, yakni 49 orang. Kemudian di Lembata 20 orang tewas.
“Rincian saat ini dari Bima ada 2 jiwa, kemudian Flotim (Flores Timur) ada 49 jiwa, Alor ada 13, Lembata 20, dan Ende 2 jiwa,” ucapnya.
Selain itu, Risma memaparkan data jumlah korban luka. Tercatat ada 27 orang luka yang sudah terdata.
“Korban luka masih terdata 27 jiwa,” katanya.
Selain itu, ada juga bencana Kapal motor penumpang (KMP) Jatra 1tenggelamsaat terjadi cuaca ekstrem di Pelabuhan Bolok, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kapal tersebut diduga tenggelam akibat mengalami kebocoran pada bagian lambung.
“Terjadi kebocoran pada lambung kanan kapal sehingga masuknya air laut ke dalam mesin KMP Jatra 1 dan mengakibatkan KMP Jatra 1 tenggelam,” kata Kabid Humas Polda NTT Kombes Rishian Krisna Budhiaswanto dalam keterangannya, Senin (5/4/2021).
Lalu siklon tropis Seroja yang memicu terjadinya bencana alam banjir hingga tanah longsor juga menyebankan 11 kabupaten/kota di NTT terdampak. Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi menjelaskan setidaknya ada sejumlah daerah yang terisolasi di tiga kabupaten di NTT. Pertama, di Kabupaten Malaka ada 6 desa yang terisolasi.
“Saya kira yang masih terisolasi, Pak, yaitu di Kabupaten Malaka. Ada 6 desa di Kabupaten Malaka, jalan, sungainya jembatannya putus, itu di Kabupaten Malaka,” kata Josef Nae Soi saat jumpa pers virtual, Senin (5/4/2021).
Josef Nae Soi menyebut ada enam desa di Kabupaten Flores Timur yang masih terisolasi. Daerah itu terisolasi karena ada tanah longsor.
“Kemudian di Kabupaten Flores Timur, di Adonara, ada beberapa desa, sekitar 6 desa yang terisolasi karena longsoran jalan, karena tidak bisa dilewati oleh kendaraan bermotor,” ujarnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Simak Video: Mengenal Siklon Tropis yang Hantam NTT