Jakarta – Satuan Tugas (Satgas) Madago Raya terus memburu kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Dalam kurun waktu sepekan, telah terjadi dua kali baku tembak antara Satgas Madago Raya dengan kelompok MIT.
Terbaru, pentolan MIT, Ali Kalora dikabarkan terluka dalam baku tembak dengan Satgas Madago Raya. Setelah itu Ali Kalora bersama kelompoknya kembali kabur ke dalam hutan.
“Baru diduga demikian. Terkena tembakan dan sedang dilakukan pengejaran,” kata Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Didik Suparnoto saat dihubungi, Selasa (2/3/2021).
Baku tembak antara Satgas Madago Raya dan MIT terjadi di Pegunungan Andole, Desa Tambarana, Poso Pesisir Utara, pada Senin (1/3), sekitar pukul 16.30 Wita. Saat ini aparat Satgas Madago Raya masih melakukan pencarian di sekitar lokasi tersebut.
Dalam insiden baku tembak tersebut, dua anggota MIT tewas ditembak bernama Samir alias Alfin asal Banten dan Irul asal Poso. Diketahui, sebelumnya kelompok MIT tersisa 11 orang.
“Belum diketahui berapa jumlahnya, cuma memang masih sedang melarikan diri. Sekarang sisa 9 orang,” kata Kombes Didik.
Dari lokasi tersebut, Satgas Madago Raya menyita sejumlah barang bukti, seperti senjata api laras panjang, GPS, bahan makanan, dan satu buah tas ransel milik kedua jenazah DPO MIT.
Foto DPO Mujahidin Indonesia Timur Poso pimpinan Ali Kalora (Foto: dok. istimewa)
|
Satgas Madago Raya terus mengejar kelompok MIT yang terus berpindah-pindah di sepanjang pegunungan di Sulteng.
“Mereka dalam formasi turun, bisa saja sedang melakukan kegiatan atau mencari bahan makanan. Begitu informasi itu didapat, langsung dilakukan pengejaran oleh Satgas Madago Raya,” ujarnya.
Kapolda Sulteng Irjen Abdul Rakhman Baso mengatakan, berdasarkan hasil identifikasi di RS Bhayangkara, kedua jenazah kelompok bersenjata tersebut merupakan anggota MIT yang ditetapkan ke dalam daftar pencarian orang (DPO) MIT.
“Kami baru saja usai melakukan identifikasi kepada kedua jenazah MIT. Keduanya adalah Samir alias Alfin dan Irul. Samir tewas tertembak dan Irul tewas akibat bom yang melekat pada badannya meledak,” ungkap Irjen Abdul Rakhman Baso pada Selasa (2/3).