Medialontar.com – Federasi Diabetes Internasional (IDF) baru-baru ini mengumumkan pengakuan resmi terhadap diabetes tipe 5, sebuah bentuk langka dari penyakit yang selama ini sering terabaikan. Pengumuman ini disampaikan pada Kongres Diabetes Dunia IDF yang berlangsung di Bangkok, Thailand, dan mendapat perhatian luas dari kalangan ahli kesehatan global.
Diabetes tipe 5, yang dikenal dengan istilah medis diabetes defisiensi insulin berat (SIDD), memiliki ciri khas berupa kadar insulin yang sangat rendah dan kontrol metabolik yang buruk. Penyakit ini berbeda dengan diabetes tipe 2, karena lebih banyak disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, khususnya yang terjadi pada masa kanak-kanak atau remaja. Berbeda dengan diabetes tipe 1 yang disebabkan oleh gangguan autoimun terhadap sel penghasil insulin, dan diabetes tipe 2 yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh menggunakan insulin, diabetes tipe 5 merupakan akibat dari gangguan perkembangan pankreas yang disebabkan oleh kekurangan nutrisi dalam jangka panjang.
IDF memperkirakan bahwa sekitar 25 juta orang di seluruh dunia terpengaruh oleh SIDD. Meskipun jumlah penderita cukup signifikan, penyakit ini sering tidak terdeteksi karena gejalanya yang mirip dengan diabetes tipe lain, seperti kelelahan ekstrem, penurunan berat badan, dan infeksi berulang. Selain itu, penderita diabetes tipe 5 umumnya memiliki indeks massa tubuh (IMT) yang sangat rendah dan kadar lemak tubuh yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan penderita jenis diabetes lainnya.
Salah satu tantangan utama dalam penanganan SIDD adalah risiko pengobatan yang tidak tepat. Pemberian insulin yang berlebihan pada penderita diabetes tipe 5 justru dapat memperburuk kondisi mereka, karena meskipun mereka mengalami defisiensi insulin, tubuh mereka tidak resisten terhadap insulin. Penanganan yang hati-hati sangat dibutuhkan untuk mencegah komplikasi serius yang bisa timbul akibat kesalahan terapi.
Profesor Schwarz, dalam sesi pleno Kongres Diabetes Dunia IDF, menyatakan, “Pengakuan terhadap diabetes tipe 5 menandai langkah penting dalam cara kita menangani diabetes secara global. Hal ini akan membantu para profesional medis mengembangkan pedoman diagnosis dan pengobatan yang lebih tepat, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kondisi ini.”
Langkah IDF ini dianggap sangat penting, terutama di wilayah Asia dan Afrika, di mana kekurangan gizi masih menjadi masalah utama dan sistem deteksi dini penyakit belum sepenuhnya merata. Para ahli berharap, dengan pengakuan ini, riset ilmiah tentang diabetes tipe 5 akan meningkat, kebijakan kesehatan yang lebih inklusif dapat diterapkan, dan upaya pencegahan dapat difokuskan pada populasi yang paling rentan terhadap kondisi ini.
Pengakuan ini juga membuka peluang untuk merancang kebijakan kesehatan yang lebih efektif dalam mengatasi masalah kekurangan gizi, serta mempercepat pengembangan pedoman medis yang lebih tepat guna menghadapi tantangan kesehatan yang kian kompleks.