Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai lockdown skala mikro tak akan merusak pertumbuhan ekonomi. Dia mencontohkan sejumlah negara yang ekonominya jatuh karena menerapkan lockdown satu negara atau provinsi.
Pernyataan itu disampaikan Jokowi saat membuka Musyawarah Nasional VI Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia di Istana Negara seperti disiarkan akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (11/2/2021). Jokowi awalnya menekankan bahwa pandemi COVID-19 belum berakhir.
“Saya ingin tegaskan pandemi COVID belum berakhir, belum berakhir. Kita tetap harus bekerja keras. Kita juga harus semakin detail untuk menemukan cara-cara baru dalam mengatasi permasalahan dan bahkan memanfaatkan kondisi krisis ini untuk meraih kemajuan yang signifikan,” kata Jokowi.
Jokowi mengatakan prioritas pertama pemerintah adalah mengendalikan laju COVID-19. Dia menegaskan protokol kesehatan harus terus diingatkan secara berulang.
“Pemda, saya sudah perintahkan kepada Panglima TNI dan Kapolri, akan dibantu oleh aparat TNI dan Polri di daerah. Jangan hanya juga menyuruh pakai masker, pada masker, pakai masker, tetapi harus saya tambah perintahnya juga harus bagi masker karena banyak rakyat kadang tidak mampu untuk beli masker. Selain menyuruh pakai masker, mengimbau pakai masker, tapi juga membagi masker,” kata Jokowi.
Jokowi lalu memberikan arahan mengenai pentingnya 3T (testing, tracing, treatment). 3T itu, kata Jokowi, harus benar-benar diterapkan di lapangan
“Jadi, kalau ditemukan terinfeksi virus, langsung diisolasi. Siapkan isolasi terpusat bekerja sama, sekali lagi, dengan Kementerian Kesehatan, TNI dan Polri, BNPB. Jika dirasa perlu, ini PPKM bisa dilakukan tetapi dalam skala mikro dalam lingkup yang kecil, baik itu dalam skala kampung, skala desa, RW atau RT saja. Jangan sampai yang terkena virus satu orang dalam satu RT yang di-lockdown seluruh kota. Jangan sampai misalnya yang terkena virus satu kelurahan, yang di-lockdown seluruh kota, untuk apa? Yang sering kita keliru di sini,” kata Jokowi.
Barulah Jokowi berbicara soal lockdown mikro. Menurut Jokowi, lockdown mikro tak akan merusak kegiatan ekonomi masyarakat.
“Oleh sebab itu, dua minggu yang lalu, saya, kita memang harus bekerja lebih detail lagi. Lockdown skala mikro, micro–lockdown, tidak merusak pertumbuhan ekonomi, tidak merusak kegiatan ekonomi masyarakat. Karena yang kita lockdown adalah dalam skala-skala kelurahan, RW-RT,” tutur Jokowi.
“Oleh sebab itu, wali kota-wakil wali kota harus melakukan pemetaan zonasi COVID ini secara detail. Ngerti betul di mana barang itu ada, sampai di tingkat kelurahan RT-RW. Nggak bisa lagi satu kota langsung di-lockdown, melihat proses-proses yang dilakukan negara-negara lain, me-lockdown seluruh negara, me-lockdown satu provinsi, me-lockdown satu kota, ekonominya jatuh, hati-hati mengenai ini,” sambung dia.(knv/imk)