Medialontar.com – Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China kini merembet ke sektor industri hiburan. Pemerintah China secara resmi mengumumkan pengurangan jumlah film asal AS yang beredar di dalam negeri, menyusul kebijakan tarif impor tinggi yang diberlakukan oleh Pemerintahan Presiden Donald Trump.
Langkah ini diumumkan oleh Administrasi Film China sebagai bentuk respons atas tarif impor yang dinilai memberatkan. Washington diketahui menerapkan tarif hingga 125% terhadap sejumlah produk China. Sebagai balasan, Beijing juga memberlakukan tarif sebesar 84% untuk barang-barang impor dari AS.
Dalam pernyataan resminya, otoritas perfilman China menyebutkan bahwa kebijakan tersebut diambil untuk menjaga keseimbangan industri domestik dan sebagai reaksi terhadap “praktik keliru” dari pihak AS. Mereka juga menilai bahwa kebijakan tarif AS telah berpengaruh terhadap persepsi publik China terhadap film-film Hollywood.
“Kami akan mengurangi volume impor film-film Amerika secara moderat,” demikian pernyataan otoritas tersebut yang dirilis pada Jumat (11/4/2025).
Keputusan ini diperkirakan akan menjadi pukulan berat bagi studio-studio besar Hollywood. Pasalnya, pasar film di China selama ini menjadi salah satu sumber pendapatan utama mereka. Dalam beberapa tahun terakhir, persaingan di sektor hiburan makin meningkat seiring dengan bertumbuhnya minat terhadap karya lokal.
Berdasarkan data resmi dari China Film News, sepanjang tahun 2024 terdapat 33 film AS yang berhasil masuk ke pasar China. Dari jumlah itu, total pendapatan yang dikumpulkan mencapai US$ 722 juta atau sekitar 58% dari total pemasukan karya impor yang beredar tahun itu.
Meskipun masih mendominasi pasar dibandingkan film dari negara lain, kekuatan film Hollywood di China mulai menunjukkan tren penurunan. Bahkan, China yang sempat menyandang gelar pasar box office terbesar di dunia, harus kembali ke posisi kedua sejak tahun 2022 akibat pandemi COVID-19.
Tahun ini, dominasi film lokal semakin terasa. Film animasi Ne Zha 2 mencatat rekor luar biasa dengan pendapatan lebih dari US$ 2 miliar. Film tersebut kini menempati posisi kelima film terlaris sepanjang masa secara global, sekaligus menjadi yang terlaris di satu negara.
Sepanjang 2025, terdapat 10 karya asal AS yang dirilis di China. Namun, hanya dua di antaranya yang mencatat keuntungan signifikan, yakni Minecraft Movie dan Captain America 4. Minecraft Movie bahkan berhasil merajai box office China saat libur Festival Ching Ming, dengan pendapatan sebesar US$ 14,34 juta—sekitar 10% dari total pendapatan globalnya.
Sebagai catatan, tiga film asing tersukses sepanjang sejarah penayangan di China masih dipegang oleh Avengers: Endgame (2019), The Fate of the Furious (2017), dan Furious 7 (2015). Ketiganya membuktikan betapa pentingnya pasar China bagi Hollywood.
Namun dengan kondisi geopolitik yang terus memanas, masa depan film-film Amerika di pasar China tampaknya akan menghadapi tantangan yang semakin besar. Studio-studio Hollywood kini perlu memikirkan ulang strategi distribusi global mereka untuk tetap bertahan di tengah tekanan dagang yang kian intens.